Refleksi Wajah Keadaan Gizi Balita Indonesia Selama Satu Dekade Terakhir : “Menuntut Keadilan Sosial Untuk Rakyat Paling Timur”
Negara Indonesia banyak
diceritakan oleh bangsa lain karena letak tofografi dan demografi wilayah yang
sangat strategis. Ditambah kekayaan alam yang sangat berpotensi dimanfaatkan
untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat indonesia. Dikatakan bahwa Indonesia
adalah negeri agraria bukan suatu sapaan yang bualan semata karena diketahui
Indonesia dianugerahi memiliki tanah yang subur. Dikabarkan juga bahwa
Indonesia adalah negeri maritim, hal ini juga bukan suatu gurauan belaka karena
negeri ini memiliki potensi hasil kekayaan laut yang sangat luar biasa. Ada
yang mengatakan bahwa Indonesia adalah “Negeri Kolam Susu” sehingga tongkat
kayu dan batu saja bisa menjadi tanaman. Tidak ada yang salah atau barangkali
ingin menyangkal jika bangsa Indonesia diberikan berbagai deretan penghargaan
dan julukan atas potensi kekayaan alam Ibu Pertiwi. Namun, sangat disayangkan
pada kenyataannya begitu banyak terjadi kesenjangan sosial yang didapatkan oleh
rakyat karena dampak dari pembagian kue pembangunan yang tidak merata, berkeailan
dan proprsional. Padahal sudah jelas diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat
(3) disebutkan, bahwa bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk kemakmuran rakyat.
Belakangan Ibu Pertiwi
sedang dirundung kalut luar biasa yang membuat Pemangku
Kekuasaan kebakaran jenggot. Pemberitaan media yang tiada henti meyorot
kondisi miris dari rakyat Indonesia paling timur. Diberitakan bahwa terjadi KLB
(Kejadian Luar Biasa) GIZI BURUK di wilayah Kabupaten Asmat Papua. Berdasarkan
laporan Kemenkes dari hasil temuan lapangan diketahui jumlah balita Gizi Buruk
sebesar 144 balita yang sebagian besar juga terkena wabah campak. Melihat
kondisi seperti ini sepertinya siapapun tidak mau disalahkan atas pemberitaan
memalukan ini, seperti yang diketahui ditanah Mutiara Hitam ini berdiri sebuah
perusahaan raksasa yang mengkeruk dan menelanjangi habis kekayaan alam rayat
Papua yang harusnya mereka sejahtera diatas emas yang mereka pijak dan
bermandikan makmur diatas minyak bumi yang dimiliki. Rasanya tiada logika yang
dapat diasumsikan untuk tanah paupa yang sejahtera tetapi rakyatnya masih
menderita. Laporan resmi dari Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa ada 6
propinsi di Indonesia yang sulit keluar dari belenggu permasalahan gizi buruk.
Perhatian pemerintah harus lebih diarahkan pada wilayah Indonesia Timur. Hal
ini dikarenakan beberapa wilayah indonesia timur memang selalu menjadi
langganan untuk daerah yang sulit keluar dari jurang permasalahan gizi.
Agenda prioritas
pembangunan pemerintah saat ini seperti yang tertuang dalam nawacita salah
satunya yaitu mewujudkan Indonesia sehat. Strategi pemerintah dalam mewujudkan
Indonesia sehat terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Arah Kebijakan pembangunan kesehatan antara lain memfokuskan
peningkatan status gizi masyarakat Indonesia. Selama kurun satu dekade terakhir
berikut kondisi status gizi balita di Indonesia:
Sumber: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
dan Pemantauan Status Gizi (PSG)
Bila melihat data selama satu dekade
terakhir diketahui tidak banyak perubahan berarti untuk prevalensi status gizi
balita. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) dan pendek (stunting) masih
menjadi masalah gizi utama di Indonesia. Pemerintah Indonesia Melalui RJPMN pada tahun 2019
menargetkan penurunan prevalensi kekurangan gizi sebesar 17% dan balita pendek
sebesar 28%. Namun apabila melihat fakta dan data berdasarkan grafiik yang
disajikan bisa ditafsiran bahwa selama satu dekade terakhir Pemerintah telah
gagal dalam menurunkan prevalensi balita kekurangan gizi dan pendek. Persebaran
prevalensi status gizi kurang dan pendek yang dikategorikan tinggi secara
nasional lebih cenderung tersegmentasi wilayah Indonesia timur seperti gambar
dibawah ini.
Sumber
: Pemantauan Status Gizi 2017
Melihat
kondisi yang mengkhawatirkan ini diperlukan upaya yang benar-benar serius untuk
mengatasi masalah gizi di wilayah Indonesia Timur. Jika ditelusuri lebih jauh
lagi tentunya masih banyak lagi
anak-anak yang mengalami kekurangan gizi namun sayangnya ada beberapa kelompok
masyarakat yang tidak dapat dijangkau sehingga data yang tersaji sekarang belum
tentu nilai valid dan angka real
prevalensi kekurangan gizi pada anak di Indonesia. Pemerintah perlu membuat
tindakan konkrit dan terukur untuk menyelamatkan generasi bangsa di Indonesia
Timur dari masalah kekurangan gizi. Pendekatan dengan sosial budaya setempat
dirasa perlu untuk merubah mindset
masyarakat tentang pentingnya memelihara status kesehatan khususnya dalam upaya
peningkatan status gizi anak.
Disamping
itu, strategi yang paling penting untuk meningkatkan status gizi disuatu
wilayah yaitu dengan menggenjot pertumbuhan ekonomi untuk mensejahterakan
masyarakat. Dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat maka daya beli masyarakat
terhadap bahan pangan untuk meingkatkan status gizi anak juga meningkat.
Kenyataan selama ini yatu masyarakat kurang mampu membeli kebutuhan bahan
pangan yang bersumber gizi baik sehingga kurang bisa memenuhi kebutuhan gizi
anak.
artikelya sangat informatif, ditunggu update nya.
BalasHapusmanfaat tomat untuk wajah
Lucky Club Casino Site | Online Slots, Casino Games & Table Games
BalasHapusIn addition to being luckyclub.live a member of our team, Lucky Club has an additional casino section where the casino's games can be played on a mobile phone or tablet. You can